Senin, 03 September 2018

KOMPOSISI MEDIA Tanam Yang Tepat Untuk CALADIUM


Racikan media

Akar caladium membutuhkan banyak pasokan oksigen dalam tanah. Makin besar akar, makin banyak oksigen yang dibutuhkan, terutama untuk pertumbuhan sel selanjutnya. Wajar bila caladium lebih menyukai media porous. Dengan struktur media yang berongga, sirkulasi udara dan drainase  berjalan lancar. Selain itu media juga wajib lembap dan basah. 

Intinya, media harus bersifat menyimpan air dan tidak  mudah memadat. Media padat menyebabkan air tergenang sehingga aerasi udara rendah. Gejala yang tampak, daun dan batang menjadi layu. Akar sehat biasanya berwarna putih dan memiliki rambut-rambut halus. Jika aerasi rendah, akar yang putih berubah jadi cokelat lalu menghitam. Jumlah rambut akar berkurang bahkan tak ada. Padahal ia berfungsi untuk menyerap hara. Selain masalah aerasi, media padat juga bersifat mengundang bakteri dan cendawan penyebab busuk. 

Peranan media sangat disadari oleh para pekebun caladium. Dari liputan Trubus di 3 negara, pemilihan media didasari olehpengaruh iklim, ketersediaan bahan baku,  dan kesesuaian dengan kebutuhan caladium. Alhasil, 21 pekebun di Thailand, Indonesia, dan Sri Lanka menggunakan media berbeda. Masing-masing memiliki ramuan media tersendiri untuk menumbuhkan kerabat aglaonema itu. 

Meski berlainan di 3 negara, tetapi caladium tetap tumbuh subur, prima, dan tampil memukau. Rahasia keberhasilannya terletak pada komposisi dan bahan baku media yang dipilih. Jika dikelompokkan, media yang dipilih terbagi atas media tunggal dan campuran.  

1. Media Tunggal

Yang dimaksud dengan media tunggal  yakni penggunaan satu jenis bahan baku, di antaranya humus andam, sekam mentah, atau cocopeat. Di tanahair, Dr Benny Tjia, praktisi tanaman hias di Bogor, menggunakan media cocopeat. Serbuk sabut kelapa itu sanggup menahan air dalam jumlah banyak dan waktu lama. Struktur  pori-porinya berkemampuan tinggi menangkap dan menahan air. Cocok dengan caladium hias akan media lembap. Apalagi coir dust—nama lainnya—mudah didapat dan harganya relatif murah.

Media campuran umum digunakan di Thailand Umumnya derajat keasaman coir dust mendekati 6, sedangkan caladium tumbuh baik pada media ber-pH antara 6,5—6,8. Pada kondisi hampir netral itu, unsur hara yang bisa diserap tanaman banyak tersedia, seperti nitrogen, kalsium, fosfor, dan sulfur. Untuk menetralisir pH, Benny mencampurnya dengan kapur dolomit. Setiap 1 kubik media ditambahkan 2 kg dolomit. 

Gunawan Widjaja di Sentul, Bogor, menggunakan media humus andam. Menurut pemilik nurseri Wijaya itu, akar  caladium cepat keluar dan pertumbuhan tanaman cepat meski tak dipupuk. Wajar bila kerabat aglaonema itu tumbuh subur. Humus memiliki kandungan nitrogen tinggi yang memacu pertumbuhan vegetatif. Miselium humus tersusun dari lignin, poliuronida, dan C, H, O, S, dan P. Bahan organik itu mampu meningkatkan unsur hara tersedia bagi tanaman, seperti Ca, Mg, dan K. Daya serap humus cukup tinggi, 80-90% dari bobotnya. Dengan begitu, media tetap lembap sehingga caladium tak dorman.

Di Cisarua, Trubus menyaksikan caladium asal Thailand berwarna merah keunguan tumbuh subur walau hanya menggunakan media sekam mentah. Pasalnya, sekam mentah mampu membuat aerasi media bagus. Menurut Lanny Lingga, pemilik nurseri Seederama, pemakaian 100% sekam mentah cocok di kebun berlokasi di dataran tinggi. Di sana kelembapan udara tinggi. Sebaliknya daerah dengan kelembapan rendah seperti Jakarta, sekam cepat kering karena tak mampu menahan air banyak. Akibatnya caladium kekurangan air, pertumbuhannya tidak optimal, dan bahkan dorman.  

Karena itu, di daerah panas, penggunaan sekam mentah sebaiknya tak tunggal. Sebagai campuran, maksimal 25% dari total volume. Hanya saja hindari pemupukan yang mengandung unsur Mn. Sebab sekam mentah memiliki kandungan silikat dan mangan tinggi. Kontrol media agar derajat keasaman tidak di bawah 5. Pada pH tersebut, ketersediaan unsur Mn yang bisa terserap tanaman meningkat. Akibatnya caladium bisa keracunan logam berat itu sehingga sel akar dan daun anggota famili Araceae itu rusak. 

2. Media Campuran
Selain media tunggal, caladium juga  tumbuh baik pada media campuran. Di Thailand—dari 12 nurseri yang disambangi Trubus—menggunakan  media campuran tanah dengan serasah daun kacang-kacangan yang terkomposkan. Yang berbeda hanya komposisinya, 2 :1 atau 1 : 1. Keunggulannya, membuat drainase dan aerasi lancar,  sehingga caladium tumbuh subur dan pesat.  

Seorang pekebun caladium hias di Jakarta menggunakan 3 campuran media, sekam mentah, sekam bakar, dan humus daun bambu yang telah diayak masingmasing satu bagian. Sebelum digunakan, ia mengukus campuran media tersebut selama 30 menit agar steril sehingga bebas serangan bakteri dan cendawan.

Sekam mentah dan bakar dipilih karena membuat aerasi media baik. Sedangkan, humus daun bambu berperan sebagai penyedia nutrisi sekaligus penyimpan air sehingga media tetap lembap. 



SHARE THIS

Author:

Mari berbagi pengetahuan penting dan unik lainnya yang ada dibumi ini.

0 komentar: