Senin, 26 November 2018

Syukron: Kiat Tingkatkan Produksi JAMBU MERAH Dengan Penerapan ORGANIK


Jambu Merah
Awalnya buah jambu klutuk ( jambu biji) disepelekan. Bahkan dianggap buah yang hanya populer di kalangan orang kampung saja. Namun setelah hasil penelitian menunjukan buah jambu merah dapat mengatasi penyakit demam berdarah, buah ini laris di pasaran dan hasil uji lab, buah jambu merah memiliki kandungan vitamin C yang sangat tinggi. Selain itu, buah jambu merah megandung zat tertentu yang bisa merangsang perkembangan trobosit dalam darah. Nah, zat dalam buah jambu biji ini, bisa merangsang kembali pertumbuhan trombosit. Karenanya, jambu merah ini banyak diburu masyarakat, untuk sajian minuman jus yang menyegarkan.

Syukron, warga asli putra Depok Jawa Barat ini, merupakan petani jambu merah organik yang sudah turun menurun. Saat ini, Syukron memiliki lahan sekitar 1 hektar yang ditanami jambu merah disamping belimbing yang menjadi ‘icon’ Kota Depok. Syukron pun dipercaya memimpin Kelompok Tani Prima Nusantara (KTPN) yang ada diwilayah itu. Kelompok ini, beranggotakan petani buah jambu merah, buah belimbing dan peternak.

Ketertarikan saya dalam usaha budidaya jambu merah ini, terdorong karena pemanfaatan limbah usaha catering dan pupuk kandang yang saya jadikan pupuk organik bokashi dengan teknologi EM-4. Dulu saya sanksi dengan pupuk organik, kini setelah ditreatment dengan pupuk bokashi baik cair ataupun padat, buah jambu berbuah lebat, pohon kelihatan sehat, buahnya besar-besar, lebih manis, tahan lama dan tidak mudah busuk, “katanya.

Budidaya jambu memang perlu perawatan. Untuk mendapatkan buah jambu yang bagus, penampilannya mulus, dan rasanya manis, tanaman butuh perawatan yang memadai. Perawatan tanaman dimulai sejak bibit ditanam hingga tanaman berproduksi. Perawatan itu terutama dalam pemupukan.”Saya merasakan pupuk organik dengan teknologi EM-4 mampu memberikan hasil yang berkualitas dan rajin berbuah,”jelasnya.

Untuk memenuhi keperluan pupuk organik, baik bokashi padat maupun bokashi cair, Syukron membuatnya sendiri.”Saya memiliki 100 ternak kambing yang siap menghasilkan pupuk organik, tak hanya itu, air seni ternak pun saya manfaatkan untuk pupuk cairnya,”katanya. Penggunaan bokashi juga sedikit, untuk satu lubang bibit buah jambu hanya 20 kg bokashi padat selama 1 tahun, kemudian setiap seminggu sekali disirami bokashi cair yang telah difermentasi dengan EM-4. Selain biaya yang dikeluarkan lebih murah, hasil panen yang dihasilkan bebas dan pestisida maupun residu bahan kimia lainnya.

Yang menarik pemeliharaan jambu merah sangat mudah. “Setelah tanam, kita cukup siram satu minggu sekali dan pembuangan rumput maupun gulma yang tumbuh di sekitar kebun, agar penyerapan nutrisi tanaman sempurna,”tuturnya.

Biaya produksi pun bisa ditekan, karenanya Syukron tak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli pupuk kimia (NPK, Urea, TSP) serta pestisida. Hanya saja untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman, Sukron memberi tanaman tersebut bokashi cair dan padat yang telah difermentasi dengan EM-4 yang harganya sangat terjangkau dan irit dalam penggunaannya.

Sedang kendala yang dihadapi, biasanya yang menjadi momok bagi para petani adalah serangan hama dan penyakit. Begitu pula pada budidaya jambu merah ini sendiri. Sukron mengaku, hama dan penyakit yang biasanya menyerang tanaman jambu nya adalah serangan ulat, belalang dan lalat buah. Namun bagi Syukron, hal semacam itu tidak begitu ia khawatirkan. “Pencegahan dan penanggulangan hama dan penyakit seperti itu cukup saya lakukan secara manual saja, tidak melakukan penyemprotan pestisida,” jelasnya. Menurut Sukron, bila tanaman jambunya terkena serangan hama/penyakit, ia cukup memotong daun/ batang yang terkena serangan secara manual saja.

Dengan permintaan yang terus meningkat, Syukron mengatakan prospek usaha budidaya jambu menah ini sangat bagus apalagi menggunakan pupuk bokashi berteknologi EM-4. “ Jadi tunggu apalagi, pakai saja EM-4untukbudidaya jambu merah. Karena dengan EM-4, hasil budidaya jambunya terus meningkat, dengan buah yang besar dan rasa yang manis, tidak mudah busuk, dan tentunya bebas residu kimia,”jelasnya bersemangat.***(AGS)


SHARE THIS

Author:

Mari berbagi pengetahuan penting dan unik lainnya yang ada dibumi ini.

0 komentar: