LANGKAH-LANGKAH DAN CARA BUDIDAYA CABAI RAWIT
1. Pengolahan lahan
- Pengolahan lahan dilakukan tiga sampai empat minggu sebelum tanam yaitu dengan membajak, membalikkan atau mencangkul tanah. Tujuan dan pengolahan lahan yaitu untuk memperbaiki struktur tanah, memperbaiki aerasi tanah, mendekomposisikan gulma, dan mempermudah membentuk bedengan.
- Satu minggu kemudian dilakukan pembuatan bedengan sementara, yaitu dengan membentuk bedengan berukuran lebar 120 cm, tinggi bedengan 40 cm, lebar parit antar bedengan 50 cm. Di atas bedengan disebar pupuk dasar berupa pupuk kandang 5 kg m2, SP-36 7.5 g/tanaman, KC1 5 g/tanaman, dan ZA 26 g/tanaman, Dolomit 17.5 g/tanaman.
- Pupuk diaduk dengan tanah secara merata dan bedengan dirapihkan, kemudian bedengan ditutup dengan mulsa plastik. Dua han sebelum tanam dibuat lubang tanam dengan j arak 50 cm x 60 cm.
2. Persemaian
Benih disemai dalam polybag semai dengan perbandingan media 1:1, satu bagian tanah, satu bagian pupuk kandang. Untuk benth cabai penyemaian 18 hari. Media semai yang tanah dan kompos bagian kompos dan digunakan adalah campuran dengan perbandingan 1:2, dua satu bagian tanah.
3. Penanaman
- Benih yang sudah menjadi bibit (sudah mempunyai daun 5 helai) kemudian ditanam, satu lubang tanam satu tanaman.
- Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari, agar tanaman muda tidak mati karena kepanasan.
- Saat penanaman juga ditancapkan turus atau ajir, agar tidak merusak perakaran tanaman apabila ditancapkan saat tanaman sudah lebih besar.
- Tanaman disiram setelah penanaman.
4. Pemeliharaan
- Penyiraman dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman.
- Pemupukan susulan, dilakukan setiap 2 dengan cara menaburkan pupuk NPK tanaman, kemudian disiram.
(tabel pemupukan susulan cabe rawit)
- Pengendalian hama dan penyakit dilakukan apabila sudah dianggap merugikan secara ekonomi
- Hama yang sering menyerang adalah thrips, aphids, ulat grayak, dan kutu daun.
- Penyakit yang sering menyerang adalah antraknosa, layu bakteri, busuk phytopthora, dan virus.
- Tanaman yang sudah tinggi, diikat dengan menggunakan tau pada turus, agar tidak roboh
dan dilakukan perempelan atau pewiwilan pada tunas air di bawah cabang .
5. Pemanenan
0 komentar: