Ini pengalaman Andri Utama yang bermukim di areal penambangan batubara di Kalimantan Selatan. Selama ini belum pernah sekalipun Andri melihat tikus menyelinap di pondok tinggalnya. Fakta itu menjadi inspirasi bagi peternak walet, Albert Edison di Palembang, Sumatera Selatan, saat kewalahan menghadapi hama pengerat itu dan rumah waletnya.
Menurut alumnus Teknik Elektro Universitas Sriwijaya itu sejak 2010 rumah waletnya kerap disambangi tikus. Musuh utama Collocalia fuciphaga itu bahkan sampai membunuh dan menyeret bangkai walet ke tempatnya bersembunYi. Saya sampai kehabisan akal untuk mengatasinya” ujar Edison. Umpan perangkap hingga racun tikus tak mempan.
Para Rottus rattus itu menyelinap melalui lubang ventilasi yang tersebar di dinding gedung walet. Bangunan walet Edison memiliki sekitar 100-an lubang ventilasi. “Bila sebuah lubang menjadi jalan seekortikus, kalau 100 lubang jadi jalan bagi 100 tikus,” kata Edison. Ir Syaiful Asjikin, ahli hewan pengerat dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian di Kalimantan Selatan menjelaskan tikus pandal memanjat sampal melompat “Lubang yang tinggi pun bisa dengan mudah dicapainya, kata Syaiful.
Batubara
Edison menuturkan ia mencoba menutup lubang ventilasi memakai kawat ram. Cara itu sukses mencegah tikus masuk melalui lubang ventilasi. Namun, kerabat marmut itu menyiasati masuk melalul pintu masuk walet di atasnya. Kerap kali tikus juga terlihat menyelinap masuk ketika pintu gedung terbuka saat penjaga atau Edison masuk mengecek kondisi di dalam rumah walet.
Andri Utama, rekan Albert, tantas berkisah tentang tikus yang belum pernah muncul di pondoknya di area penambangan batubara. Edison lalu meminta rekannya itu mengirimkan beberapa potong batubara. Selanjutnya Edison menaruh 2—3 potong batubara seukuran kecil di dasar pintu masuk walet. Potongan itu akan hancur menjadi kepingan-kepingan kecil setelah lewat beberapa hari.
Cara lain Edison menyebar potongan batubara di sekeliling rumah walet, terutama dekat pintu gedung Menurut Syaiful, teknik meletakkan batubara dekat jalur masuk tikus merupakan cara mengusir tikus tanpa membunuh. Batubara mengeluarkan aroma yang dibenci tikus. Teknik itu mirip pemberian ter hitam untuk mencegah rayap.
Setelah diberi batubara, tikus nyaris tidak ada lagi,” kata Edison Batubara merupakan senyawa hidrokarbon dengan unsur utama karbon(C) dan fosil tumbuhan yang memadat. Didalam batubara juga terkandung unsur lain Baru Menurut Halkal Muwaffaqin, praktikus walet di Lamongan, Jawa Timur, cara mengusir tikus dengan batubara di rumah walet tergolong baru. Selama ini cara lazim mencegah tikus masuk rumah walet selain memasang kawat ram di lubang fentilasi, ialah memperlicin dinding gedung. “Umumnya dinding dekat pintu masuk rumah walet diaci (plester, red) Iebih halus agar licin sehingga sulit dilewati tikus,” kata Faqin Plester halus juga dibuat di sudut dinding karena lokasi tu merupakan salah satu jalur panjat tikus.
Prinsip serupa diterapkan H Ahmad Suyuti, konsultan walet di Pati, Jawa Tengah. Bedanya Suyuti memasang 2 lempengan keramik di sekeliling gedung sehingga kaki tikus tak mampu memanjat permukaan keramik yang licin. Teknik itu dipilih Suyuti karena rumah walet terletak dl tengah kota. Tujuan sampingannya untuk mempercantik rumah walet sehingga tidak terkesan bangunan tua tidak terpakai. Namun, menurut Faqin, untuk rumah walet di luar kota yang tujuan estetika bukan hal utama, maka teknik Suyuti dapat dimodifikasi dengan yang Iebih murah. Caranya dengan memasang lempengan kaleng mengitari gedung atau menjadi pelapis di punggung sudut gedung. Dengan cara itu tikus rumah yang pandai memanjat pun tergelincir saat melewatinya.
Menurut Syaiful tikus yang tergolong mamalia cerdas perlu ditangani dengan kombiniasi teknik yang sudah dilakukan peternak walet. lntinya saling melengkapi kekurangan teknik yang lain,” kata Syalful. (Ridha YK, kontributor Trubus di Kalimantan Selatan)
seperti nitrogen, sulfur, alumunim, dan besi dalam jumlah terbatas. Menurut Syaiful, tikus membenci batubara karena aroma sulfur yang menguap setelah bahan bakar padat itu terpapar sinar matahari. Sulfur alias belerang pun kerap menjadi bahan campuran untuk racun tikus yang dibakar mirip petasan. ‘Sulfur di batubara rendah sehingga tidak mematikan tikus, tapi cukup membuatnya pergi,” ujar Syaiful.
0 komentar: