Jumat, 21 September 2018

Berbudidaya Klengkeng DI LAHAN GAMBUT

Semula bahan gambut setebal 2 meter di tepi Sungai Kahayan itu selalu tergenang. Hanya tanaman rawa seperti gelam yang mampu bertahan hidup di sana. Kini di atas lahan tumbuh 180 klengkeng Dimocarpus Iongan organik yang tengah pamer bunga. Di sela tajuk terselip beberapa tangkai yang mulai diisi pentil dan buah muda. Pada Desember 2013, beberapa dompol pingpong yang mulai matang rasanya tercecap manis.

Menyulap Tanah Gambut 

Mereka nekat “menyulap” lahan telantar seluas 2 ha di Pulang pisau, Kalimantan Tengah, itu 3 tahun silam. Mereka menyewa ekskavator untuk menggali tanah sedalam 2,5—3 m, lalu menumpuk tanah galian di samping lubang yang memanjang Tumpukan galian dibentuk galangan besar selebar 4 m sepanjang 180 m. Namun, apa lacur tinggi timbunan tanah kurang memadai. Galangan tetap tergenang saat pasang harian air laut datang. Padahal tinggi galangan minimal 50 cm di atas air agar tanaman hidup nyaman.

Surjan Freddy dan Dian tak putus asa. Keduanya lantas membeli tanah hingga 500 truck tronton, yaitu senilau Rp 200 juta dari lahan berjarak 8 km. Mungkin banyak yang tak percaya, untuk membuat galangan saja kami merogoh Rp400-juta,” kata Freddy. Dengan tambahan tanah dan luar itu tinggi galangan menjadi 60 cm dan genangan air tertinggi. Meski begitu saat pasang bulanan ketika bulan purnama—galangan tetap terendam. Dian menyiasati dengan membuat lagi gundukan ukuran 2 m x 2 m x 1 m di atas galangan.


Bahan gundukan tak melulu tanah urukan. Mereka mengombinasikan dengan pupuk hijau rumput hasil fermentasi selama sebulan. Bentuk gundukan seperti asbak besar dan tanah liat Tanah urukan sebagai asbak dan pupuk rumput untuk isinya, Fredy menanam klengkeng diamond river dan pingpong di tumpukan bahan organik itu. Jika tak ada aral melintang, pasangan Freddy Saconk dan Dian Rahmawati panen perdana lengkeng di lahan gambut pada pengujung Maret—awal April 2014.

Menurut peneliti Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra), Banjarbaru. Kalimantan Selatan, Dr Ir Muhammad Noor MS, galangan besar di lahan rawa untuk menanam tanaman lahan kering—seperti buah dan palawija—disebut surjan. Kata surjan berasal dan bahasa Jawa yang merujuk pada baju adat khas Yogyakarta bermotif garis urus berselang-seling “Galangan yang tinggi memanjang serta berselang-seling dengan petak tergenang membentuk pola garis lurus sehingga disebut surjan,” kata Noor. 

Pekebun tumpangsari padi dan jeruk di lahan pasang surut Kalimantan Selatan lazim menggunakan teknik ¡tu. Bedanya Suku Banjar membuat surjan di lahan gambut tipis yang tebalnya hanya 30—40 cm. Di balik lapisan gambut berupa tanah mineral dengan komposisi pasir, debu, dan liat. Tanah mineral untuk membuat surjan cukup dan bahan galian saja sehingga murah,” kata Noor. Di lahan gambut tebal tanah mineral harus dipasok dan luar sehingga biaya membengkak.

Menurut Noor, pekebun tradisional umumnya membuat surjan bertahap dengan membuat gundukan tanah ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm yang dalam Bahasa Banjar disebut tukungan—dengan alat manual.



Pasangan Freddy Saconk dan Dian Rahmawati sukses membudidayakan Iengkeng di lahan gambut yang semua tergenang air dan masam.

Setiap musim mereka menambah tebal dan lebar galian dengan tanah yang mengendap dan sisa serasah organik “Seiring waktu tebal dan lebar tukungan bertambah sehingga menyatu membentuk surjan,” kata Noor.

Freddy dan Dian justru sebaliknya, Mereka membuat tukungan di atas surjan sebagai modifikasi. Musababnya, saat purnama besar gaya gravitasi bulan menarik air laut ke arah tepi sehingga terjadi air laut pasang Sementara lahan milik Dian hanya sepelemparan batu dan Sungai  Kahayanyang terpengaruh pasang surut air laut. Saat pasang, air laut mendorong air sungai ke arah hulu. Air sungai pun meluber ke daratan melalui sungai dan saluran kecil. “Kalau hanya mengandalkan surjan, bisa terendam semua lengkeng yang saya tanarn,” kata Dian.

Pupuk rumput

Kebun lengkeng di tengah rawa ¡tu juga istimewa karena sosoknya sehat meski Freddy menerapkan sistem budidaya organik Saya ingin buktikan klengkeng tahan rawa pun bisa berbuah dengan organik,” kata Dian. Satu-satunya bahan anorganik yang dibenamkan hanyalah kapur dolomit CaMg (C03)2 untuk mengurangi kemasaman tanah di lahan gambut yang umumnya rendah. Selebihnya Dian Cuma memberi pupuk organik asal rumput yang difermentasi dengan mikroba selama sebulan.

“Di sini beda dengan di Jawa yang banyak kotoran ayam atau kotoran sapi , Pupuk organik hewan langka di pelosok Kalimantan,” kata Dian. Menurut Profesor (Riset) Mitsuru Osaki dan Fakultas Pertanlan, Universitas Hokkaido, Jepang pupuk rumput mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki pupuk kotoran hewan. “Rumput seperti jerami padi dan daun bambu yang kaya silika (Si),” kata Mitsuru yang kerap meneliti lahan rawa di Kalimantan Jerami padi kering mengandung 9-14 % silika.

Riset Fergus P Massey dan rekan rekannya dan Departemen Biologi dan ilmu lngkungan, University of Sussex, lnggris, melaporkan kandungan sillka 18 rumput di Eropa berkisar 1,23—6,9% dan bobot kering. Sebut saja rumput Deschompsia ces pitoso dan Nardus stricto yang mengandung silika masing-masing 6,25 dan 6,9%. Di tana hair pupuk hijau rumput masih langka karena dianggap sulit terurai. Bahan organik dan rumput juga dianggap penyebar gulma. Padahal, menurut Mitsuru, silika memperkuat sel dan jaringan sehingga tanaman lebih tangguh melawan hama dan penyakit. Silika juga mampu melokalisasi logam berat yang meracuni tanaman seperti aluminium (Al). “Letak Al dalam daun cenderung berdekatan dengan Si kanena diblok,” kata Mitsunu. Beragam riset lain melaporkan silika dapat mengurangi risiko tanaman keracunan besi, mangan, dan garam. Yang disebut pertama dan terakhir banyak terjadi di lahan pasang surut dekat pantai.

Bahan organik juga membuat daerah perakaran tetap lembap sehingga mencegah pirit (FeS2) yang banyak terdapat di tanah rawa, yang jika bersentuhan dengan udara alias teroksidasi, maka saat teroksidasi pirit menghasilkan asam sulfat yang masam dan meracuni tanaman. Dengan surjan. tukungan, dan pupuk hijau rumput, lengkeng tumbuh subur di lahan gambut (Destika Cahyana, peneliti di Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa, Banjarbaru, Kalimantan Selatan)

SHARE THIS

Author:

Mari berbagi pengetahuan penting dan unik lainnya yang ada dibumi ini.

0 komentar: