Selasa, 18 September 2018

Kiat Penanganan Penyakit PATEK / ANTRAKNOSA Pada Musim Hujan


Antisipasi Penyakit Patek/Antraknosa
Ganjaran bagi seorang petani seperti bapak Rianto, yang menanam cabai pada musim hujan adalah gagal panen. “Kegagalan panen bisa mencapal 75%,” kenang pekebun cabai di Nongkojajar, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur itu. Penyebab gagal panen itu akibat serangan cendawan Coiletotrichum capsici yang menimbulkan penyakit patek alias antraknosa. Namun, sejak musim tanam 2012 hingga kini, ia optimis menanam cabai pada musim hujan.

Patek berkembang pesat di lingkungan berkelembapan tinggí. Rianto mengantisipasinya dengan membuat selokan lebih lebar yakni 80 cm di lahan. Umumnya petani lain membuat selokan antar guludan selebar 50 cm. Selokan lebar menyebabkan air saat musim hujan cepat  terbuang Jarak tanam 60cm x 60cm terbukti tidak membuat cendawan bersarang. Satu hal penting lainnya, la menyemprotkan fungisida secara berkala.
Aplikasi Ekstra
Rianto menyemprotkan pestisida beberapa kali. Penyemprotan pertama, ketika tanaman anggota famili Solanaceae itu berumur 10 hari setelah tanam.  

Saat itu ia menyemprotkan fungisida pyraclostrobin dan metiram (Cabriolop) berdosis 1-1,5 kg per ha mulai umur 10 hari hingga 40 hari per 3 hari sekali.

Untuk mencegah resistensi, fungisida diselang-seling dengan bahan aktif difenokonazol Pada usia tanaman 40 hari ke atas, ia menyemprotkan Cabrio EC yang mengandung pyraclostrobin dengan dosis 400 ml per ha. Sesekali, la mengaplikasikan CabrioTop untuk menunjang pertumbuhan tunas baru.

Bahan aktif metiram mengandung unsur seng yang berperan dalam pembentukan kiorofil. “Seng membuat pertumbuhan vegetatif tanaman lebih balk,” ungkap Muhammad Badri Wijaya, agronomis PT BASF Indonesia wilayah Malang, Pasuruan, dan Probolinggo, Provinsi Jawa Timur. Dengan cara itu, Rianto panen 1—1,3 kg cabai besar per tanaman pada musim hujan. Sebanyak 12.000 tanaman cabal di lahan 1 ha yang ditumpangsarikan dengan apel manalagi itu selamat dari patek. Yang menggembirakan harga jual cabai pada musim hujan cenderung tinggi dari pada harga saat kemarau. Harap maklum, pasokan cabai saat musim hujan memang lebih rendah.

Pupuk intensif
Pekebun di Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahmad, meraih keberhasilan serupa. la menanam 5.000 tanaman di lahan 2.000 m2 yang menghasilkan 308 kg cabai keriting pada panen ke-1O. Panen sebelumnya, la berhasil memperoleh 227 kg Dan 10 kali panen, Ahmad mendulang 1.052 kg atau satu ton lebih Capsicum annuum var Iongum. Dengan harga Rp 20.000—Rp23.000 per kg, Ahmad pantas bersorak. Sebab modal penanaman hanya Rp5.000 per tanaman.

Kunci keberhasilan Ahmad adalah pemupukan intensif (Pintu Tertutup Bagi Patek). Pada pertengahan Desember 2013, hujan mulai turun. Namun, berkat ketahanan tanaman terjaga, tanaman aman dan serangan patek. Padahal, Serangan patek bisa mencapal 100% di musim hujan,” ujar Dr Ir Suryo Wiyono MSc, peneliti di Pusat Kajian Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Menurut peneliti ini yang juga merangkap sebagal staf KIinik Tanaman itu, pemupukan intensif bisa mencegah patek karena menguatkan daya tahan tanaman. Namun, la mengingatkan penggunaan nitrogen dalam campuran pupuk NPK (nitrogen-fosfor-kalium) sebaiknya hanya 30% agar tanaman vigor atau kuat. Kalium dan kalsium tinggi saat pembuahan juga berperan dalam ketahanan tanaman selain menggunakan varietas tahan patek. Suryo menyarankan petani sebaiknya menambahkan mikroba perangsang pertumbuhan (PGPR, plant growth promoting rhizobactenia) untuk meningkatkan ketahanan tanaman dalam air penyiraman.

“Biasanya petani malas melakukan pemupukan atau pemberian pestisida teratur,” kata Ahmad. Ahmad mengikuti saran Hudaya dan Muhidin sebagal konsultan penanaman untuk memupuk sesuai fase pertumbuhan tanaman: NPK berimbang pada masa vegetatif dan NPK dengan K tinggi pada masa generatif atau pembuahan.

Meski menanam di lahan marginal pada musim hujan, Ahmad pun optimis meraih target tanam 0,5—1 kg/tanaman hingga akhir panen pada Februari 2014. Jadi menanam cabai pada musim hujan bukan lagi kendala besar.

SHARE THIS

Author:

Mari berbagi pengetahuan penting dan unik lainnya yang ada dibumi ini.

0 komentar: