Rabu, 31 Oktober 2018

Inofasi: ROBOT PEMERAH SUSU DI KANDANG SAPI


Peternakan Eben Haezer
Seekor sapi holstein-frisian tampak santai dan berjalan di sebuah lorong selebar 80 cm menuju tempat pemerahan susu berukuran 2,5 m X 0,90 m. Begitu sampai di tempat pemerahan susu, ia berhenti. Saat itu juga tangan rabot bergerak membersihkan area di sekitar puting lalu mernasukkan 4 tabung penyedot susu ke puting sapi. Susu mengalir secara otomatis melalui selang menuju galon penampung.

Satu ekor sapi rata-rata menghasilkan 35 kg susu per hari. Selama proses pemerahan susu, sapi mengonsumsi pakan berupa campuran rumput, jagung, konsentrat, dan dedak gandum. Setelah pemerahan selesai, wadah pakan disingkirkan dari pintu di depan sapi secara otomatis terbuka. Dengan begitu sapi terdorong meninggalkan area perah. Setelah area pemerahan kosong, sapi lain masuk untuk diperah susunya.

Robot pemerah
Selama bertahun-tahun peternakan Eben Haezer (antinya hingga sejauh ini Tuhan mernbatu saya) menggunakan robot pemerah susu Astronaut. Pegembang teknologi robot pemerah itu adalah Lely, perusahaan terkenal di Maassluis, Provinsi Belanda Selatan. Teknologi robot memiliki banyak keuntungan seperti produksi susu per sapi tinggi, lingkungan kerja lebih baik bagi peternak, pemberian bahan pakan, dan kepadatan populasi per ha lebih ekonomis.

Lely Astronaut berfungsi 24 jam sehari dan 7 hari sepekan. Dengan begitu sapi lebih bebas dalam waktu pemerahan, bisa pagi,siang, sore, hingga malam hari tergantung kebutuhan. lntinya, sistem pemerahan dibuat sealamiah mungkin mengikuti kondisi normal sapi di alam. Ketika sapi merasa tekanan untuk menyusui atau kondisi ambing penuh, ketika ada lebih dari 8 Liter susu di ambingnya, mereka akan dengan “penuh kesadaran” pergi ke area perah. Area perah berupa kotak persegi dengan 3 sisi—belakang, samping kiri, dan depan—terbuka. Dengan begitu sapi masih dapat melihat kumpulan sapi lain sehingga terhindar dari rasa tertekan. Sisi tertutup berada di samping kanan. Di sana terdapat robot astronaut yang terdiri dan wadah pakan, lengan robot, wadah penampung susu, dan komputer yang mengatur keseluruhan proses perah.

Astronaut didesain sedemikian rupa sehingga membuat sapi mudah memasuki robot pemerah dan tidak dipaksa dalam posisi tertentu di dalam kotak. Alur masuk keluar area perah juga berbentuk garis lurus sehingga memudahkan dan mempersingkat waktu sapi berada di area perah. Dengan bentuk alur seperti itu maka waktu sapi berada di dalam area perah berkurang 5 detik. Meski tampak sederhana, tapi mendapatkan waktu perah 5 detik itu berdampak positìf. Lima detik itu berarti mendapatkan waktu ekstra untuk memerah sapi selama 15 menit per hari atau tambah satu sapi lagi yang dapat diperah. Artinya kapasitas robot meningkat. Hasil penelitian Lely menunjukkan kapasitas produksi peternakan yang memiliki 120 sapi itu meningkat dengan tamba han 150 kg susu per hari.

Efek pijat
Begitu sapi datang, secara otomatis wadah pakan bergeser sehingga berada tepat di depan sapi. Tangan robot kemudian bekerja di bagian bawah ambing.

Robot dilengkapi sistern deteksi puting dalam bentuk gambar 3 dimensi yang memastikan deteksi puting secara cepat dan akurat. Itu juga mengurangi gerakan tangan yang tidak diperlukan, lebih lembut untuk sapi, dan membuat pemasangan tabung penyedot susu Iebih cepat untuk semua jenis ambing.

Perlakukan puting dan penempelan tabung penyedot susu juga dilakukan secara higienis untuk meningkatkan kesehatan ambing.

Mula-mula tangan robot membersihkan ambing sapi dengan sikat. Dua sikat mengapit puting sapi lalu bergerak dan bawah ke atas lalu ke bawah lagi. Kedua sikat itu bergerak memutar.


SHARE THIS

Author:

Mari berbagi pengetahuan penting dan unik lainnya yang ada dibumi ini.

0 komentar: