Minggu, 02 Desember 2018

4 Trik Rahasia IRIT MODAL USAHA HIDROPONIK

"Salam petani bedasi" salam sejahtera, alhamdulillah pada kesempatan kali ini penulis masih dapat berbagi info dan tips tentang seputar pertanian dan semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Kali ini penulis akan membagikan trick bagaimana caranya untuk menghemat biaya pengeluaran untuk keperluan bahan dan alat-alat hidroponik semoga yang saya share ini mudah dipahami karena sudah kami sertai photo dokumentasi pendukungnya, Oke langsung saja disimak...

1. Pembibitan
Pekebun di Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Jimmy Halim menerapkan sistem pembibitan nir listrik. la memanfaatkan kolam plastik panjang 10 m, lebar 1 m, untuk meletakkan tray berisi bibit tanaman.
Sebagai wadah nutrisi, ia menggunakan tempat pakan ayam. memasang dua wadah pakan ayam per 10 m kolam plastik. Tempat pakan ayam mengeluarkan nutrisi secara otomatis jika air berkurang. Bibit pun tidak kekurangan nutrisi. “Setiap hari nutrisi dalam tempat pakan ayam diganti,” ujarnya. Biaya pengadaan sarana itu tidak mencapai Rp1.000.000. Bandingkan dengan pekebun yang menerapkan sistem berlistrik, memerlukan biaya Rp2.700.000 per 50 m.

2. Pakai ulang rockwool
Rockwool menjadi ciri khas tanaman hidroponik. Dalam proses pejualan sayuran hidroponik, rockwool biasanya diikut sertakan. Itu cukup menguntungkan produsen karena turut menambah bobot sayuran. Selain tu rockwool mampu menyimpan air setelah tanaman dipanen. Tanaman tetap segar 2—3 hari pascapanen.
Harga media tanam berukuran 5 cmx 60 cm x 120cm mencapai Rp40.000—50.000. Padahal dalam satu bulan, pekebun memerlukan 30 lembar rockwool untuk penanaman di lahan 500 m2. Untuk menghemat penggunaan, pakai ulang rockwool. Caranya, ambil dan kumpulkan rockwool dan tanaman mati di pembibitan atau pembesaran. Bersihkan rockwool, rendam dalam air, lalu gunakan untuk membungkus benih. Selama pembibitan 11—14 hari, amati pertumbuhan bibit. Jika terdapat bibit mati, ambil lagi rockwoolnya untuk membungkus benih baru.

3. Benihkan sendiri
Produksi sayuran hidroponik biasanya menggunakan benih impor dan berharga mahal. Harga sebuah benih selada saja mencapai Rp250—Rp1.000.
Oleh karena itu pekebun dapat menghasilkan benih sendiri seperti bayam. Permintaan pasar terhadap bayam merah yang tinggi, sedangkan ketersediaan benih terbatas di pasaran membuat Jimmy memutuskan membenihkan sendiri bayam merah. “Menanam sendiri dapat menghemat biaya pembelian benih,” ujarnya.
Biaya benih menyerap 1,5% dan total biaya produksi (tidak termasuk biaya listrik). Dengan penggunaan benih sendiri, kualitas sayuran tetap baik.
Bahkan, benih produksi sendiri memiliki daya berkecambah 95%. Sementara benih buatan pabrik 80%. Jimmy memproduksi benih bayam merah secara konvensional di tanah selama tiga bulan.

4. Pemilihan Talang

Beberapa pekebun hidroponik NFT memanfaatkan talang sebagai tempat tanam sayuran. Harga talang berbahan polivinil klorida (PVC) itu relatif mahal. Harga talang per meter Rp 90.000. Untuk menyiasatinya pekebun menggunakan stirofoam untuk menegakkan tanaman. Stirofoam lazim digunakan untuk teknik aeroponik atau rakit apung. Harga stirofoam lebih murah daripada talang, yakni Rp 12.500 per m. Namun, stirofoam mudah berlumut sehingga harus sering dibersihkan.

Lumut juga menyebabkan kebun terlihat kotor dan memicu serangan cendawan. Setelah tiga kali masa panen pekerja harus membersihkan lumut yang muncul di stirofoam. Sementara talang tidak mudah ditumbuhi lumut. Cara membersihkan talang Iebih mudah. Pekerja hanya mengangkat bagian atas, lalu menyikat bagian dalam.

5. Penggabungan meja
Untuk menghemat pemakaian pompa yang berimbas pada penggunaan listrik, Jimmy Halim  menggabungkan tiga meja hidroponik menjadi satu (panjang 12 m). Tiap meja terdapat 10 baris talang, masing-masing talang satu inlet. Semula la menggabungkan dua meja—masirig-masing panjang 4 m—yang dipertemukan dalam satu lubang pembuangan. Artinya ada dua aliran inlet yang berbeda dan saling berhadapan. Semakin banyak inlet tekanan air yang dikeluarkan semakin tinggi. imbasnya, kapasitas pompa semakin besar.
Penggabungan tiga meja tanam tu memiliki satu aliran inlet sehingga tekanan air berkurang. Pompa pun lebih sedikit. Dan lahan 600 m2 awalnya menggunakan pompa 3 PK (2.250—2.400 watt), kini hanya dibutuhkan pompa 1 PK (750—800 watt). Penggabungan meja juga mengefisienkan pemberian pupuk. Jika dalam greenhouse seluas 600 m2 terdapat dua kolam pembuangan masing-masing berkapasitas 1.000 liter larutan nutrisi. Kini dengan luasan sama terdapat sebuah kolam nutrisi.

6. Ozonasi


Peningkatan produksi sayuran hidroponik tanpa naungan dapat dilakukan dengan ozonasi. Seperti yang dilakukan Kunto Herwibowo, pekebun di Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Ozon terdiri atas oksigen dan atom oksigen bebas. Cendawan dan bakteri yang melewati ozon akan terbakar, sehingga serangan penyakit akan berkurang. Selain tu penggunaan ozon meningkatkan kadar oksigen dalam air. Semakin banyak oksigen, proses respirasi tanaman semakin lancar. Namun, pemberian ozon yang berlebihari dapat membakar tanaman. Oleh karena itu pemberiannya harus terbatas. Pemberian cukup 0,25 mg ozon untuk kapasitas 3—5 liter per 24 jam.

SHARE THIS

Author:

Mari berbagi pengetahuan penting dan unik lainnya yang ada dibumi ini.

0 komentar: